Sebelum adanya pasar kueh di daerah Plered, dahulu di Jamblang terkenal dengan kuehnya terutama jajanan China, seperti kueh dodol, lemper, koci, cikak, pipis, awug yang biasa juga disedekahkan untuk orang hajatan, walimahan mengisi pontang yang bernama berkat. Nama berkat sendiri diambil karena memiliki 3 arti atau makna. Kurang lebihnya seperti ini, Berkat mempunyai mekna:
1. Sesuatu yang tidak ada menjadi adanya
2. Sedikit menjadi cukupnya
3. Jauh menjadi dekat atau akrabnya
"Sesuatu yang tidak ada menjadi adanya" artinya walaupun kita memiliki uang seratus ribu, kalaupun kita cari di pasar manapun untuk membeli berkat ya tidak ada penjualnya. lalu "Sedikit menjadi cukupnya", berkat ( makanan yang dibungkus dalam pontang ) yang dibagikan oleh si empunya hajat tidak pernah mengukur berapa banyak jumlah keluarga si tamunya di rumah. Namun ketika berkat itu dibawa pulang, maka orang se-rumah pun dapat menikmati semuanya. "Jauh menjadi dekat atau akrabnya", artinya dengan adanya acara hajatan ataupun walimahan, itu dapat mendekatkan atau mengakrabkan para warga untuk berkumpul, yang mungkin sebelumnya keseharianya jarang pernah ketemu satu sama lainnya. Namun karena "Berkat" mereka pun bisa berbagi, mengobrol atau lainnya.
Baik kita kembali kepada menisi pontang yang bernama berkat, semua makanan itu menggunakan pembungkus dari daun pisang klutuk, dan nasi Jamblang juga pada waktu itu menggunakan daun pisang klutuk ( pisang batu ). Oleh karena banyaknya penggunaan daun pisang klutuk sebagai pembungkus makanan, sudah tentu kebutuhan pesanannyapun menjadi meningkat 2X lipat. Akhirnya pedagang nasi Jamblang mencoba mencari daun yang masih jarang digunakan pada waktu itu, ternyata daun jati-lah dipilih sebagai pengganti untuk pembungkus nasi Jamblang. Dan hebatnya ternyata daun jati tidak kalah sedap atau nikmatnya dijadikan sebagai pembungkus nasi Jamblang, malah menjadikan nasi Jamblang menjadi lebih istimewa, sedap dan nikmat pastinya. Para pekerja dari wilayah selatan cirebon, seperti Sindangjawa, Cisaat dan lainnya, menjadi kebiasaan membawa daun jati dijadikan sebagai pelindung kepala dari terik panasnya sinar matahari ketika menunggu jemputan pekerja. Karena hebatnya, daun jati ternyata tidak mudah pecah/rusak, berbeda dengan daun pisang yang mudah sobek/rusak ketika terkena angin. Dan karena faktor itulah mengapa para penjual nasi Jamblang memilih daun jati sebagai prembungkus, namun bukan itu saja ternyata daun jati pun lebih bisa mengawetkan kondisi makanan ketika terbungkus didalamnya, menjadi tidak cepat basi walaupun terbungkus dalam waktu cukup lama. Oleh karena itu Ny. Pulung memesan banyak daun jati, yang diambil dari daerah Kadipaten pada tahun 1907 dengan menggunakan kereta api. Demikian menurut Ny. Jaenah ( Almh ) putri dari Ny. Hj. Aminah /H. Ishaq, cucu dari Ny. Pulung /H. Abdulatif sebagai generasi penerus III sebagai penjual nasi Jamblang.
Labels : wallpapers Mobile Games car body design free investmentsystems
1 komentar:
It's Fantastic post. I liked it.
http://www.islamicblog.co.in/
Posting Komentar