* H. Abdulatif yang memiliki pejagalan di Pengkolan /Klangenan, mempunyai seorang putra bernama H. Ishaq. Sedangkan H. Sarim yang memiliki pejagalan disebelah utara pasar Jamblang pun memiliki seorang putri janda bernama Hj. Aminah, dan oleh kedua orang tua mereka pun dijodohkan serta di Nikah-kawinkan. Hj. Aminah sebelum menikah dengan H. Ishaq beliau sudah pernah menikah dengan Ki Dayim dan dikaruniai dua orang putra yaitu Ki Bunyamin dan Ki Kure. Sedangkan Ny. Hj. Aminah dengan H. Ishaq mempunyai anak masing-masing:
1. Ny. Jenah, yang meneruskan usaha nasi Jamblang
2. Ki Guru Kanan
3. Ki Tisna
4. Ny. Patonah
5. Ki Kuwu Machmud
Setelah usia Ny. Pulung sepuh, maka sebagai penerus usaha keluarga khususnya nasi Jamblang adalah minantunya yaitu Hj. Aminah dan dari Ny. Aminah ini berkembanglah penjual nasi jamblang. Dan dari keturunan Hj. Aminah /H. Ishaq saja memiliki dua generasi penerus, yaitu Ny. Jaenah /Kaprawi dan Ny.Tjas /Kure. Sedangkan dari pasar minggu ( Palimanan ) tercatat pedagang nasi Jamblang Ny. sawit, berkisar tahun 30-an dan Alkhamdulillah sampai sekarang pedagang nasi Jamblang tumbuh dan berkembang semakin pesat. Karena nasi Jamblang senantiasa menyesuaikan selera dari para konsumen sehingga dari lauk pauk yang tadinya hanya 3 macam saja sekarang mencapai 29 jenis masakan yang siap disajikan /dihidangkan.
** Nasi Jamblang Dijajakan Di Stasiun KA. Kejaksan
Ny.Patonah binti Kyai Sutara, Sidapurna yang pertama kali menjajakan nasi Jamblang di sekitar stasiun KA. Kejaksan - Cirebon setelah penjajahan Jepang tahun 1946. Ketika itu bersama keluarga tinggal di Jl. Pancuran, adapun pengalamannya belajar memasak dan menanak nasi Jamblang ketika ibundanya ( Ny. Sutara ) menisi tempe pada penjual nasi Jamblang Ny. Minol ( Utara pasar Jamblang ), Ny. Mitol ( Sidengok ), dan Ny. Biyol ( Serang - Klangenan ). Karena seringnya melihat bagaimana caranya membuat dan mengolah nasi Jamblang beserta lauk pauknya dari mulai pengolahan mentahanya hingga siap saji. Maka Ny. Patonah mulai mencoba berjualan nasi Jamblang dengan olahanya sendiri di sekitar stasiun KA. Kejaksan. Sebab di lokasi Terminal Gunung Sari sudah ada pengebernya, yaitu Ny. Tjas, Ny. Jaenah, dan Ny. Armina. Baru tahun 1950-an masuklah Mang Manta penjual nasi Jamblang dari Jamblang yang berjualan di stasiun KA. Kejaksan. Kini Ny. Patonah telah tiada dan diteruskan oleh putrinya Ny. Entin Haetin yang berjualan didalam kereta api jurusan Cirebon ( Kejaksan ) ke Jakarta ( Jati Negara ).
Labels : wallpapers Mobile Games car body design free investmentsystems
0 komentar:
Posting Komentar